Tentang Aksara Batak



GURAT BATAK

Batak adalah salah satu dari sedikit suku bangsa di
Indonesia yang memiliki aksara sendiri.
Tidak bisa dipastikan siapa, dimana dan kapan 
Aksara Batak secara ilmiah ditemukan.
Dahulu kala Aksara Batak digunakan untuk menulis
petuah, ilmu mantera, jenis penyakit dan 
obat-obatannya diatas  lembaran-lembaran kulit kayu 
yang tipis dan bisa dilipat-lipat.
Lembaran-lembaran itulah yang disebut Pustaha Laklak.
(Pustaha = bacaan, Laklak = kulit kayu)
Namun saat Perang Paderi berkecamuk di tanah batak,
banyak benda-benda peninggalan budaya batak
yang dimusnahkan dan sisanya dibawa ke negeri 
Belanda pada awal kemerdekaan 
Republik Indonesia.
***
 
SEKILAS MENGENAI AKSARA BATAK

Isi blog ‘gesrani.blogspot.com” terkait erat dengan aksara Batak, karena dalam blog ini ditampilkan sejumlah variasi produk beraksara Batak dan ciri seperti inilah yang menjadi identitas atau ciri spesifik dari produk yang kami hasilkan dan tawarkan kepada masyarakat.

Sebagai pengguna aksara Batak, ternyata harus berhadapan dengan suatu kesulitan atau masalah. Kesulitan yang dihadapi terkait dengan penentuan pilihan dari antara beberapa versi aksara Batak yang ada. Aksara Batak ternyata berbeda dengan berbedanya sub etnis Batak, yaitu Batak Toba, Simalungun, Mandailing Karo, dan Pakpak. Kemudian, dalam satu sub etnis Batak tertentu, seperti sub etnis Batak Toba, juga terdapat perbedaan antara aksara Batak pada periode awal, pertengahan, dan periode terakhir ( penamaan ketiga periode ini merupakan istilah penulis sendiri).

Aksara Batak Toba pada awalnya hanya terdiri dari 16 induk surat dan 6 anak surat, tidak mengenal tanda-tanda baca dan tanda-tanda angka. Aksara Batak pada periode ini hanya digunakan untuk menulis kata-kata dalam bahasa Batak Toba saja.

Aksara Batak pada periode pertengahan telah mengalami kemajuan, terutama disebabkan oleh adanya interaksi antara masyarakat Batak Toba dengan sub etnis Batak lainnya yang terdapat di sekitarnya, seperti Mandailing, Simalungun, Karo, dan Melayu. Aksara Batak Toba menjadi berkembang melalui proses penyesuaian, sehingga jumlah induk surat bertambah dari 16 menjadi 19 (suku kata yang bertambah adalah ka, ya, dan wa), sedang yang lain-lain masih tetap seperti sebelumnya.

Pada tahap akhir, yaitu setelah melalui suatu “Lokakarya Aksara Daerah Sumatera Utara/Batak” yang dilaksanakan pada tanggal 16-17 Juni 1988, telah dihasilkan kesepakatan untuk menerima penyatuan bentuk Aksara Daerah Sumatera Utara/Batak sebagai aksara yang berlaku bagi semua sub etnis Batak. Aksara tersebut diberi nama “Surat Pustaha”. Surat Pustaha ini terdiri dari 29 induk surat dan 8 anak surat, dan dilengkapi dengan tanda titik dan koma, tanda penghubug, tanda-tanda baca, dan tanda-tanda angka.  Paparan lengkap tentang Surat Pustaha  ini disajikan dalam buku Drs. Gens  G. Malau berjudul “Dolok Pusuk Buhit : Pedoman Menulis Aksara Batak” hal. 87-91. Surat Pustaha ini merupakan aksara Batak yang paling lengkap, sehingga dapat digunakan untuk menulis kata-kata dari berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.

Pemakaian aksara Batak dalam realitasnya masih sangat variatif, walau harus diakui bahwa intensitasnya masih sangat minim. Bentuk maupun konstruksi aksara Batak yang digunakan ternyata belum mengacu pada “Surat Pustaha” sebagaimana telah disepakati untuk diberlakukan oleh semua sub etnis Batak.

Terkait dengan blog “gesrani.blogspot.com”, yang menampilkan dan menawarkan produk-produk (cenderamata) beraksaa Batak, penggunaan aksara Batak  sepenuhnya mempodomani Surat Pustaha. Kami sebagai pengguna aksara Batak, dalam paparan selanjutnya akan menamai aksara Batak dimaksud sebagai Aksara Batak Toba Modern. Aksara Batak inilah yang kami tampilkan pada berbagai jenis produk dalam blog “gesrani.blogspot.com.

Untuk jenis-jenis produk tertentu, aksara Batak dituliskan secara manual, sedang untuk jenis-jenis produk lainnya, penggunaan koputer mutlak diperlukan. Karena itu, kami telah merancang font-font komputer untuk 29 induk surat, 8 anak surat, dan untuk tanda-tanda baca dan tanda-anda angka. Font computer yang kami hasilkan tersebut kami beri nama “GESRANI”.        


No comments:

Post a Comment